Cinta dan Sang Waktu.
Apa pernah kamu dihadapkan dengan irinya sang waktu yang mengalir dalam nadi orang yang sangat kamu cintai? Dan saat itu kamu akan berpendapat kalau waktu itu sungguh tidak adil buat kamu, buat dia, dan buat kalian berdua.
kredit foto |
Benar, aku sedang bicara tentang seorang yang bernama cinta yang sedang sakit di hujung sana. Dan sering persoalan ini dihadapkan dari teman teman, dari orang sekeliling.
“Kenapa masih mau bertahan kalau nyatanya kamu tau, dia tak akan ada selamanya untuk kamu?”
“Kamu benar cinta sama dia atau cinta kamu ini cuma atas dasar simpati?”
“Bodoh, buang buang waktu gantung cinta atas sesuatu hal yang tak pasti”
Kalau kamu dari dasarnya tulus cinta satu sama lain, kenapa rasa itu harus dibuat garis perbatasan hanya gara gara karena dia sakit?
Mungkin kalian tidak punya kesempatan untuk menggambar, mewarna masa depan kalian, tapi selama mana waktu itu masih ada, kenapa harus disiakan? Kenapa tidak kalian menggambarnya sekarang? Kenapa harus tunggu? Kenapa tidak mewarnainya sekarang untuk dijadikan cerita buat masa depan kalian?
Mungkin ini tidak berlaku buat orang kebanyakan, tapi untuk minoritas sebilangan kita yang pernah rasa cinta seperti ini. Kalian adalah pejuang besar untuk hal yang bernama cinta, setidaknya di depan mata seorang aku.
kredit foto |
PS: Hargai mereka seperti mana kamu menghargai orang yang pertama mengajarkan arti cinta dalam hidup kamu. Kita tidak jauh, kita tidak pernah hilang. Tali yang menghubung kita masih tegar di celah lapisan sang kabut awan di langit sana. Foto itu buktinya. Kita tak punya kuasa untuk tentukan kapan terakhir perjalanan kita. Tak ada yang tidak bisa kalau dalam rangkai kerja tangan Tuhan, kan?
Ulasan
:D
http://coretanharapan.blogspot.com/2011/12/jom-release-tension-sekejap-ayuh.html