Yang Mana Yang Lebih Perih, Sahabat?
Situasi 1
Kamu sama pacar kamu, relatifnya itu sudah lumayan lama. Sekarang persoalannya bukan tentang berapa lama hubungan kalian, tapi tentang keterbatasan yang menghambat.
Mau dijadiin cerita, pacar kalian itu biasa saja, tidak perfect, yah tapi karena cinta semua terlihat sempurna di mata kamu. Hubungan kalian awalnya ditentang keluarga, atas dasar orang tua pacar kalian itu sudah ambil kata sepakat buat ngejodohin si pacar sama orang lain. Orang yang pengen dijodohin itu asalnya dari keluarga yang sudah dari dulu menolong sang pacar dari segi keuangan. Mulai dari perbelanjaan hidup, sampe biaya uang buat kuliah semuanya dari dia.
Dan jelas, berhubung keterbatasan itu kalian terhimpit. Pacar kamu harus lebih luangin waktu buat si dia. Karena semua memang sudah aturan dan rencana keluarga dari awalnya, mau tidak mau kamu harus ngerti posisi pacar dan keluarganya.
Berarti yang sekarang lagi nahan buat nutupin rasa sakit itu siapa, kamu kan?
Situasi 2
Masih sama, kalian sudah pacaran lumayan lama. Dan tiba tiba entah dari mana kamu tau kalau pacar kamu itu sedang sakit. Sakit ini bukan sakit biasa, tapi yang kritis. Yang memungkinkan diri untuk dioperasi. Kanker (baca: cancer) yang tingkatnya sudah parah.
Sekarang kamu tinggal hitung hari buat waktu tanggal berapa hari dia dioperasi. Dan itu belum ditambah dengan waktu penyembuhan, dan risiko apa dia bakal sembuh atau tidak, itu sama sekali tidak di tangan kita. Itu kerja Tuhan. Pasrah? Iya tapi jujur aja, apa kamu sudah siap buat kehilangan dia?
Berarti yang rasa sakit itu siapa, kamu juga kan?
PS: Sekedar pengen tau, kalau ternyata situasi ini bisa dipilih, kalian akan milih jalan yang mana untuk ditempatkan posisi sakitnya? Sakit harus terpaksa diselingkuh, atau sakit karena bakal bertemu dengan waktu terakhir?
Ulasan
Tapi sy lagi sanggup sakit sbb dia sakit. At least kita tau dia masih setia.
Kalau nak sakit sbb makan hati dengan fmily dia, dgn jodoh dia, mmg x arr. Bukan apa, klu dh brkhwin dgn tuan empunya bdan bagaikn brkhwin dgn smua ahli fmily dia..
Kalau dh xde jodoh, nk buat mcm mana.. Klu trlalu cinta, ikhtiar la. Klu msing2 xde ikhtiar dah, ikutlah kehendak Dia.
http://klipkertaspink.blogspot.com/
so kalau sy, sy akan pilih situation 1.. because even kita sedih kita sakit kita merana sebab dia bersama orang lain, but once we move on, kita akan mampu tinggalkan kenangan tu kat satu kotak hitam yang tak perlu nak di tangis2 lagi..
tapi bila kita hilang kekasih disebabkan kehendak yang Esa, apa yang mampu kita buat untuk membenci? kita wajib belajar redha, tapi sejujurnya redha tu sesenang telan air liur ke? susah sangat nak move on bila dalam situasi mcm ni. lagi susah kalau pasangan kita tu kita rasa punya seribu satu kebaikan, sentiasa bahagia bersama.. at last bila kita cuba nak move on, kita keep compare orang lain yang cuba nak dekati kita, or pakwe baru dengan dia yang tak mungkin akan ada penggantinya..
after all, ini cuma pendapat saya dari pengalaman saya.. :)
Tapi kami masih bersama, masih mampu menahan sakit dihalang keluarga. Kerana percaya, doa dan usaha mampu mengubah hati manusia.