Godaan yang terakhir.
Bismillahirrahmanirrahim -- Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Assalamualaikum w.b.t.
Serius jari aku terketar-ketar di saat aku menulis entri ini dan perasaan aku sebak tak terkira. Menahan air mata daripada berjujuran jatuh ke atas papan kekunci, aku gigihkan diri menaip sepotong entri, terakhir, buat tatapan bersama.
*senyum*
*****
Orang kata goodbyes are never easy. Tapi pada setiap pertemuan pasti ada perpisahan, lalu harus diturut kata yang mana?
Eka teruskan perjalanan membelah sepi malam. Fikirannya kusut.
Bagaimana mahu diletakkan satu titik noktah pada satu perhubungan yang dia tahu tak elok di sisi agama yang dia anuti sedangkan dia sendiri tersepit dengan perasaan sayang yang menggunung pada seorang lelaki ajnabi - Man.
"Babe, I never said that it's gonna be easy. But just believe that Allah will always ease our true paths." Husna menepuk lembut bahu teman sebiliknya.
"Takde sempena apa-apa, tapi aku nak bagi kau hadiah ni haa. Semoga ada redha-Nya. Ambik la." Sebuah kotak kecil dihulur bersama seulas senyuman manis.
Muka blur dan mata yang membengkak membuatkannya sukar untuk membentuk senyuman manis membalas kemanisan senyuman Husna.
"Thanks..." ucapnya yang lebih tersangkut di kerongkong.
Kotak dibuka dan isinya dikeluarkan - sebuah tafsir Quran yang comel berwarna-warni berada dalam genggamannya kini.
"Baca dan fahamilah setiap apa yang Allah bicarakan pada kita. InsyaAllah, ada jalannya." ujar Husna lagi sebelum tuala disambar lalu diatur langkah menuju bilik air.
*****
"Saya rasa kita kena take a break. Kita cuba fikir balik tentang hubungan kita dan lepas ni kita tengok macam mana."
Muka yang ceria terus berubah riak. Keningnya hampir bertaut.
"Kenapa awak ni tetiba je? Takde angin, takde ribut tetiba suruh take a break."
Eka menghela nafas panjang. "Give me some time please. I need space. Just, space."
"But why?"
"A week okay? After a week, I'll tell you. Assalamualaikum."
Terus dia berlalu meninggalkan lelaki yang paling disayangi tanpa menoleh.
*****
"Man, dalam dunia ni, akan ada banyak turning points bagi setiap daripada kita." Dia memulakan perbualan yang telah diisi dengan bunyi cengkerik for about half an hour.
"Dan saya rasa, my turning point has come. That I shall put a fullstop for our relationship and run towards my Lord."
Air mata yang bertakung di bibir mata cuba ditahan sebaik mungkin namun akhirnya tewas pada penangan sebuah cinta fitrah.
"Eka, what do you mean? Enlighten me please."
"I mean, this is not the way. In Islam, there's no such thing as bercinta sebelum adanya ikatan yang halal. No such thing. If we really love each other, we should seek His redha and put so much effort to make it halal, but not with the relationship of so-called 'couple'. Do you get me?"
Diam.
"Saya rasa dah sampai masanya untuk kita sama-sama berubah. Letakkan noktah pada sebuah cinta yang tiada halalnya. Dan mulakan dengan mencari cinta Dia. Macam mana kita boleh cintakan manusia yang dicipta melebihi Dia yang mencipta?"
"Eka..."
Mata yang bergenang membuatkan dia tak mampu meneruskan kata-kata.
"Just, don't leave me. Please bring me along your journey."
Muka tunduk menekur lantai.
"Please?"
"I always think of the way to make you as the halal one to me. Always. Not even a second without thinking about it. Not that I can't live without you, but I just thought that I can be better when I'm with you."
"Man, please give me some time to prepare myself as the righteous one. And give yourself some space, as well. We both should work on how to be the better ones for the other halves and our children. Tanpa ilmu, kita takkan ke mana. Dan, penuhilah diri kita dengan ilmu. When the right time has come as Allah set for us, it'll come. No matter what."
"You've been such a nice guy that I've ever met. If it's written that we're meant to be together, I hope by that time, we've prepared enough for each other. You know what? I found cinta that is more precious than ours - Allah's. I love being His slave and thankful for Him as My Lord."
Nafasnya ditarik panjang dan dihela lembut.
"You always said that berubah tak susah, tapi yang susahnya adalah istiqomah. I pray the best for both of us, Eka. And I shall save my love for the righteous one only, from now on. May Allah bless you all the way through."
Senyuman nipis diukir di bibirnya yang kemerah-merahan; tanda dia bukanlah seorang perokok.
"Save the best for the last. May Allah bless you too. Assalamualaikum."
Salam hanya mampu disambut di dalam hati yang terluka ditinggal kekasih hati yang pergi mencari cinta kekasih yang paling sejati - Sang Pencipta.
*****
I never thought that I could have reached this level of being a writer; started with writing 'meroyan' posts at my own blog - then proposed to write in a group of bloggerpemes in this blogesfera called Terfaktab - again proposed to be a part of the team to write and publish not a book, but three books - and now writing my last entry here.
:)
All praises only to Allah, for lending me strength and courage to stay strong of everything that has ever happened to me.
Kembali kepada fitrah kita sebagai hamba bukanlah satu trend - ia adalah kemestian.
Jangan perlekehkan niat setiap daripada kita yang ingin mencari cinta Ilahi dan kembali kepada fitrah kejadian manusia - manusia dilahirkan dengan fitrah yang baik.
Kalau nak cerita pasal pengalaman aku sepanjang berada di Terfaktab, it'll never be enough an entry. So, I can just thank everyone for always being there.
Izzie -- thanks for recommending me as one of your team members to Boss. I owe you a lot.
Boss -- thanks for giving me this big opportunity, or else my parents would never know that I love this passion of writing that much.
Mr. K -- walaupun kau seriously annoying tahap ayam, tapi aku mengaku aku pernah rasa teruja dibalas komen oleh Mr. K just before I knew you personally. Betul la kata orang, don't judge a book by its cover. Heh.
Leplep -- thanks for the ears that you gave me before you gained damn much popularity. You'd always be my abam sayam. :)
Kak Zara, Kak S.K, Isaac, Peddo, Bani, Hellioz, Maksu, Sofia, Khrlnzm, Awin, Elmi -- thanks a million lemon guys. :D
Kalau siapa yang ikuti perkembangan penulisan aku, pasti akan tahu yang aku telah melalui beberapa fasa kematangan dalam penulisan. Hiks.
Bermula dengan menulis entri meroyan (blergh) dan berakhir dengan entri yang emmmm emmmm emmmmm takdelah meroyan sangat, kot. -..-
Semoga setiap apa yang kita tuliskan dapat menambahkan timbangan pahala kita kelak, insyaAllah.
Dan aku amek kesempatan ni untuk seriously mintak maaf pada semua atas semua yang aku pernah lakukan - sesungguhnya aku hanyalah insan biasa yang mendambakan keampunan Tuhan dan kemaafan kalian.
Terima kasih sekali lagi, semuanya.
Sebagaimana jodoh itu menjadi rahsia Allah, begitu juga dengan kematian. Tiada apa yang kekal abadi melainkan Allah yang Maha Suci.
Aku sayang kalian, atas nama kasih sesama insan.
Dengan nama Allah, aku mengakhiri tulisan terakhirku di sini.
:)
Ulasan
All the best dear..
kembali ke fitrah.. :)
-@annekifli