Prioritas.
Atau bahasa inggerisnya, priority.
Tiap satu dari kita ada ruang dalam kapasitas otak. Dan sering, kalau sudah dimasukkan cinta dalam ruang itu, rata rata manusia biasa akan lebih cenderung untuk meletakkan posisi sang cinta jadi yang pertama dalam carta otak, dan mungkin bagian paling banyak konsumsi ruang otak juga akan berkisar tentang cinta / hubungan.
Sadisnya itu adalah salah satu dari kita tidak tau nyusun atur tangga prioritas sama sebagaimana kita nyusun atur tangga prioritas kita sendiri : Atau bahasa simplenya, kalau nurut kamu, kamu sudah berusaha sehabis mungkin buat jadi yang terbaik buat pasangan kamu. Dan kalau kamu belum ngerasa pasangan kamu itu udah semaksimal kamu kuantitas usahanya. Nah, ini permasalahannya.
Berlanjut dari situ, mulai deh problema problema cinta – komplikasi yang bakal membawa badai (baca: ombak rindu) dalam perjalanan cinta itu : datang sang insekuriti, datang sang ragu, datang sang cemburu, datang pemusnah harapan, dan segala macam tipe (baca: jenis) sakit hati lainnya.
Kondisi otak kebanyakan orang saat sedang bercinta - complicated. |
Tingkat prioritas itu pada dasarnya tidak ada. Manusia saja yang suka menggambar tangga prioritas itu dalam otak – yang ujung ujungnya sakit sendiri kalau yang digambar itu tak sepadan realita.
Jadi gini deh, kalau mau ngebahas tentang siapa yang lebih segala galanya mulai dari usaha, dari perhatian, dari waktu, dari apapun itu – itu gak bakal ada habisnya. Sampai kapanpun satu sisi pasti akan ada rasa kalau diri sendirinya itu sudah jauh lebih segala galanya dibanding perlakuan sang pacar.
Tingkat prioritas itu pada dasarnya tidak ada. Manusia saja yang suka menggambar tinggi rendah tangga prioritas itu dalam otak – yang ujung ujungnya sakit sendiri kalau yang digambar itu tak sepadan realita.
Ulasan
@yayansmum: baguus :)
p.s. I'd say my priority is myself but that'd be a bit narcissistic. But then again I think I gotta complete myself first before completing the life of another. hehe